"Saya Martha Sonya Kusumadewi. Saya menempuh kuliah S1 Psikologi di Universitas Maranatha, Bandung. Karena passion saya yang terus bertumbuh untuk anak berkebutuhan khusus dan ketertarikan saya yang kuat dengan dunia pendidikan, saya kemudian menempuh pendidikan S2 di University of Queensland, Australia, major in inclusive education and special needs.
Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 2011, saya sempat berprofesi sebagai guru dan kemudian menjadi terapis edukasi bermodalkan gelar sertifikasi yang saya dapatkan sebagai Educational Therapist dari University Of California, Riverside.
Selama berprofesi sebagai terapis bagi anak-anak berkebutuhan khusus dengan pendekatan terapi edukasi, saya banyak melihat anak-anak yang sangat terbantu perkembangannya. Namun ada satu hal dimana saya merasakan bahwa terapi edukasi tidak “tajam” untuk membantu anak dengan masalah sosial emosi. Saya pun ingin melengkapi kompetensi saya. Hal ini menjadi motivasi bagi saya untuk kemudian di tahun 2019 menempuh pendidikan Postgraduate Certificate in Therapeutic Play Skill.
Dalam masa ini, ketika mempraktekkan play therapy dan menjalani clinical hours, saya sudah dapat merasakan dan melihat “the magic in play” yang kemudian berdampak sangat baik dalam membantu anak-anak. Tidak hanya itu, dampak yang positif pun dapat dirasakan dan dialami oleh orang tua. Intervensi yang tepat menggunakan play therapy untuk men-support kesehatan mental anak kemudian juga memberi dampak yang positif terhadap kemampuan anak belajar.
Melanjutkan ke Postgraduate Diploma in Play Therapy di tahun 2021, lebih memperlengkapi saya untuk membantu anak-anak dengan resiko tinggi, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Banyak anak berkebutuhan khusus memiliki kendala dalam berkomunikasi dua arah. Hal ini tidak menjadi penghalang dalam proses play therapy karena “play is the child’s language”. Anak-anak berkebutuahn khusus justru terfasilitasi untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri mereka apa adanya dan secara aman ketika mereka bereksplorasi di dalam play room. Proses mereka di dalam sesi-sesi play therapy (special time) kemudian mendukung beragam aspek perkembangan lain."
"Saya mengikuti kelas Postgraduate Certificate in Therapeutic Play tahun 2019. Saat itu saya baru membangun keluarga kecil saya dengan dua anak balita dan baru saja ditinggal oleh Papa saya. Saya mengikuti kelas itu dengan bersemangat karena tertarik dengan metodenya namun tidak berharap terlalu banyak, tapi ternyata pengalaman yang saya alami merubah hidup saya. Saya belajar bukan hanya cara membantu anak-anak dalam menangani masalah emosi dan perilaku mereka melalui terapi bermain tapi bagaimana menjalankan kehidupan dengan lebih baik. Bagaimana menjadi seorang mama, istri, anak, teman, yang lebih mindful dan playful, saya juga memproses griefing saya dari ditinggal Papa, dan belajar menjalankan kehidupan dengan lebih seimbang. Saya mendapatkan keluarga baru yaitu teman-teman di kelas, pengajar yang luar biasa, dan team di CAE. Melalui kelas ini, saya belajar mengenal diri saya dan terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menemukan passion saya yaitu membantu anak-anak dalam bertumbuh menjadi diri mereka sendiri dalam versi yang terbaik. Saya banyak terkagum-kagum akan kekuatan dari terapi bermain. Dalam ruangan terapi, saya banyak membantu anak-anak yang pemalu, dibully, aggressive, mengalami kehilangan (griefing), hiperaktif dan semua teori yang saya pelajari di kelas bisa saya praktekkan. Saat saya mempraktekkannya, di situ saya mengerti keajaiban otak manusia dan betapa powerfulnya hati yang tulus dalam menyembuhkan. Karena saya jatuh cinta pada pekerjaan saya dan ingin bisa membantu banyak orang yang memerlukan terapi bermain lebih dalam, maka tahun 2022 saya mengambil kelas Postgraduate Diploma in Play Therapy dan lagi-lagi kelas ini membuat saya semakin takjub akan kekuatan creative art dalam membantu kehidupan manusia. Di kelas diploma saya bertemu lagi dengan keluarga baru dengan berbagai background mulai dari guru, dokter, psikolog dan dosen. Kami melakukan sharing bersama di tempat yang aman, saling membangun, dan belajar lebih dalam lagi mengenai keajaiban dari play therapy. Saat ini saya mendirikan Mindfulness Bandung, yaitu tempat dengan layanan play therapy dan filial di Bandung dengan harapan bisa membantu banyak anak, remaja, dan dewasa untuk menemukan bintang terbaik dalam diri mereka. Saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kelas Postgraduate Certificate in Therapeutic Play Skills dan Postgraduate Diploma in Play Therapy dan bisa bekerja sebagai Play Therapist, terima kasih Ibu Alice Arianto yang telah membawa Play Therapy ke Indonesia, terima kasih pada seluruh team Cipta Aliansi Edukasi."
"Saya berkesempatan mengikuti pelatihan pendidikan inklusif yang di selenggarakan oleh CAE Indonesia untuk mengembangkan metode dan program yang dapat saya gunakan dalam pekerjaan saya.
Tim pengajar dan pemberi materi yang profesional di bidang nya, modul yang mudah dimengerti serta cara mengajar nya menyenangkan, sehingga banyak ilmu yang saya dapat setelah mengikuti pelatihan ini.
Terimakasih CAE Indonesia"
"Saya bersyukur dan berterimakasih dapat bergabung untuk belajar tentang Pendidikan Inklusi dan penerapannya dalam Pendidikan Anak Usia Dini, Angkatan yang ke 8 di CAE. Saya bergabung karena konteks pekerjaan saya saat ini yang juga menangani anak-anak usia dini termasuk Nursery dan Kindergarten di Tzu Chi School.
Saya mendapatkan banyak hal dari pendidikan di CAE, diantaranya tentu adalah ilmu yang dibagikan oleh para pengajar yang sudah berpengalaman dan professional di bidangnya, namun selain itu saya juga dapat bertanya dan berdiskusi langsung dengan para pengajar, mendapatkan teman baru, berdiskusi dan bekerja sama dengan teman dalam kelompok, serta mengerjakan tugas-tugas yang relevan dengan pekerjaan saya saat ini.
Materi-materi yang disampaikan sangat menarik dan tentunya sangat berguna sekali, terutama bagi keperluan profesi pekerjaan saya sebagai konselor di sekolah, walaupun saya belum meyelesaikan semua materi dan masih di pertengahan proses program. Namun saya mendapatkan bahwa desain kurikulum yang disajikan sangat menarik, up to date dan juga membahas banyak kasih-kasus terkini.
Hampir semua topik berkesan buat saya, namun yang berkenaan langsung dengan kebutuhan untuk profesi pekerjaan saya adalah adalah teori perkembangan, sensory-integration dan ADHD.
Sejauh ini program sudah berjalan dengan sangat baik, semua team dari CAE selalu siap dan sangat membantu kami. Terimakasih CAE dan team. Terus maju dan terus berkembang demi kemajuan pendidikan yang lebih terbuka pada inklusi dan kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Indonesia."
"Setelah ikut kelas ABA bersama CAE, saya semakin termotivasi untuk ikut kelas-kelas lain. Karena ilmu, pengalaman & informasi yang didapatkan dari Coaches betul-betul luarbiasa manfaatnya.
Selain itu, saya juga semakin semangat di kelas untuk mengajar dan bertemu murid-murid 😁 .
Ini baru pertama saya mendapatkan metode original ABA Loovas.
Dan Alhamdulillah, dalam penerapannya di kelas selalu ada progress perkembangan pada setiap anak 🤍.
Penyampaian materi dari pak Marcel sangat menarik, informatif, interaktif, seru dan tidak monoton, karena selain ilmu, beliau juga selalu bercerita mengenai pengalamannya saat belajar & mengajar.
Walaupun pelatihan kelas via online, tapi semua materi cukup tersampaikan. Ditambah peserta juga mendapatkan modul materi. Bahkan pak Marcel, mempersilakan peserta pelatihan untuk berdiskusi atau mengajukan pertanyaan diluar jam pelatihan via emailnya.
Team CAE juga responsif dan selalu sigap saat menjadi moderator pelatihan 🔥
Semoga nanti ada jadwal untuk pelatihan langsung yah, biar bisa bertemu dengan para coach dan team CAE 😄"
"Sebagai orang tua yang tidak berpengalaman dalam dunia pendidikan anak, khususnya anak asd selama pandemi saya mengalami masa masa kesukaran dan stress yang berat karena setiap kali memberi pembelajaran kepada anak, saya mesti terlibat emosi dan terkadang sampai bisa mengeluarkan kata kata frustasi kepada anak. Saya berdoa dan berusaha menghimpun informasi untuk membantu anak saya. Karena selama pandemi anak saya tidak menjalani terapi, tidak sekolah, tidak ada kegiatan diluar rumah. Setiap hari hanya nangis, rewel dari pagi sampai malam. Hal ini membuat saya sangat frustasi. Akhirnya saya mulai memberanikan diri untuk mengikuti pelatihan untuk membantu anak saya karena pandemic ini tidak tahu kapan berakhir. Akhirnya saya diperkenalkan ikut pelatihan di CAE dan saat itu saya sempet berkonsultasi dengan Pak Kevin dan Ibu Dominic mengenai kondisi anak saya dan tantangan yang sedang saya hadapi akhirnya beliau menganjurkan saya ikut kelas PKP2I.
Selama mengikuti kelas ini pikiran, pengertian,pengetahuan saya sebagai orang umum itu bertamba dan semakin mengerti saya mesti bagaimana membantu anak saya. Pembelajarannya secara menyeluruh dengan di dampingin oleh pengajar yang berpengalaman serta selalu dibuka forum tanya jawab dan diberikan contoh kasus serta penanganannya. Kita diajak aktif, jadi pembelajarannya dua arah. Kita juga diberi tugas dan kerja kelompok dengan teman teman sekelas sehingga kita mendapat banyak informasi. Selain dari pengajar kita juga mendapat informasi dari rekan sekelas karena yang mengikuti kelas ini dari latar belakang yang beragam (ada guru,terapis,physikolog dan aktivis sosial). Saya benar benar terbantu banget dari yg pengetahuan nol, sekarang dengan ilmu yang saya dapat saya mulai mempunyai strategi dalam membantu anak saya dan berhasil sehingga pembelajaran tidak seperti dulu lagi. Anak juga lebih senang dan saya juga lebih mengerti kesulitan anak dimana.Terima kasih buat semua team pengajar di CAE yang telah membimbing dan memberikan pengetahuan,strategi,wawasan yang baru, khususnya untuk anak anak berkebutuhan khusus."
Martha Sonya Kusumadewi
Terapis Anak Berkebutuhan Khusus
"Saya Martha Sonya Kusumadewi. Saya menempuh kuliah S1 Psikologi di Universitas Maranatha, Bandung. Karena passion saya yang terus bertumbuh untuk anak berkebutuhan khusus dan ketertarikan saya yang kuat dengan dunia pendidikan, saya kemudian menempuh pendidikan S2 di University of Queensland, Australia, major in inclusive education and special needs. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 2011, saya sempat berprofesi sebagai guru dan kemudian menjadi terapis edukasi bermodalkan gelar sertifikasi yang saya dapatkan sebagai Educational Therapist dari University Of California, Riverside. Selama berprofesi sebagai terapis bagi anak-anak berkebutuhan khusus dengan pendekatan terapi edukasi, saya banyak melihat anak-anak yang sangat terbantu perkembangannya. Namun ada satu hal dimana saya merasakan bahwa terapi edukasi tidak “tajam” untuk membantu anak dengan masalah sosial emosi. Saya pun ingin melengkapi kompetensi saya. Hal ini menjadi motivasi bagi saya untuk kemudian di tahun 2019 menempuh pendidikan Postgraduate Certificate in Therapeutic Play Skill. Dalam masa ini, ketika mempraktekkan play therapy dan menjalani clinical hours, saya sudah dapat merasakan dan melihat “the magic in play” yang kemudian berdampak sangat baik dalam membantu anak-anak. Tidak hanya itu, dampak yang positif pun dapat dirasakan dan dialami oleh orang tua. Intervensi yang tepat menggunakan play therapy untuk men-support kesehatan mental anak kemudian juga memberi dampak yang positif terhadap kemampuan anak belajar. Melanjutkan ke Postgraduate Diploma in Play Therapy di tahun 2021, lebih memperlengkapi saya untuk membantu anak-anak dengan resiko tinggi, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Banyak anak berkebutuhan khusus memiliki kendala dalam berkomunikasi dua arah. Hal ini tidak menjadi penghalang dalam proses play therapy karena “play is the child’s language”. Anak-anak berkebutuahn khusus justru terfasilitasi untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri mereka apa adanya dan secara aman ketika mereka bereksplorasi di dalam play room. Proses mereka di dalam sesi-sesi play therapy (special time) kemudian mendukung beragam aspek perkembangan lain."
Livita Chandra, BSN (Bachelor Science of Nursing)
Certified Practitioner in Therapeutic Play Skills
"Saya mengikuti kelas Postgraduate Certificate in Therapeutic Play tahun 2019. Saat itu saya baru membangun keluarga kecil saya dengan dua anak balita dan baru saja ditinggal oleh Papa saya. Saya mengikuti kelas itu dengan bersemangat karena tertarik dengan metodenya namun tidak berharap terlalu banyak, tapi ternyata pengalaman yang saya alami merubah hidup saya. Saya belajar bukan hanya cara membantu anak-anak dalam menangani masalah emosi dan perilaku mereka melalui terapi bermain tapi bagaimana menjalankan kehidupan dengan lebih baik. Bagaimana menjadi seorang mama, istri, anak, teman, yang lebih mindful dan playful, saya juga memproses griefing saya dari ditinggal Papa, dan belajar menjalankan kehidupan dengan lebih seimbang. Saya mendapatkan keluarga baru yaitu teman-teman di kelas, pengajar yang luar biasa, dan team di CAE. Melalui kelas ini, saya belajar mengenal diri saya dan terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menemukan passion saya yaitu membantu anak-anak dalam bertumbuh menjadi diri mereka sendiri dalam versi yang terbaik. Saya banyak terkagum-kagum akan kekuatan dari terapi bermain. Dalam ruangan terapi, saya banyak membantu anak-anak yang pemalu, dibully, aggressive, mengalami kehilangan (griefing), hiperaktif dan semua teori yang saya pelajari di kelas bisa saya praktekkan. Saat saya mempraktekkannya, di situ saya mengerti keajaiban otak manusia dan betapa powerfulnya hati yang tulus dalam menyembuhkan. Karena saya jatuh cinta pada pekerjaan saya dan ingin bisa membantu banyak orang yang memerlukan terapi bermain lebih dalam, maka tahun 2022 saya mengambil kelas Postgraduate Diploma in Play Therapy dan lagi-lagi kelas ini membuat saya semakin takjub akan kekuatan creative art dalam membantu kehidupan manusia. Di kelas diploma saya bertemu lagi dengan keluarga baru dengan berbagai background mulai dari guru, dokter, psikolog dan dosen. Kami melakukan sharing bersama di tempat yang aman, saling membangun, dan belajar lebih dalam lagi mengenai keajaiban dari play therapy. Saat ini saya mendirikan Mindfulness Bandung, yaitu tempat dengan layanan play therapy dan filial di Bandung dengan harapan bisa membantu banyak anak, remaja, dan dewasa untuk menemukan bintang terbaik dalam diri mereka. Saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kelas Postgraduate Certificate in Therapeutic Play Skills dan Postgraduate Diploma in Play Therapy dan bisa bekerja sebagai Play Therapist, terima kasih Ibu Alice Arianto yang telah membawa Play Therapy ke Indonesia, terima kasih pada seluruh team Cipta Aliansi Edukasi."
Sekar Arum Ananda Gustin
Rumah Sakit Imanuel Way Halim, Bandar Lampung
"Saya berkesempatan mengikuti pelatihan pendidikan inklusif yang di selenggarakan oleh CAE Indonesia untuk mengembangkan metode dan program yang dapat saya gunakan dalam pekerjaan saya. Tim pengajar dan pemberi materi yang profesional di bidang nya, modul yang mudah dimengerti serta cara mengajar nya menyenangkan, sehingga banyak ilmu yang saya dapat setelah mengikuti pelatihan ini. Terimakasih CAE Indonesia"
Andrias Wijaya
School Counselor
"Saya bersyukur dan berterimakasih dapat bergabung untuk belajar tentang Pendidikan Inklusi dan penerapannya dalam Pendidikan Anak Usia Dini, Angkatan yang ke 8 di CAE. Saya bergabung karena konteks pekerjaan saya saat ini yang juga menangani anak-anak usia dini termasuk Nursery dan Kindergarten di Tzu Chi School. Saya mendapatkan banyak hal dari pendidikan di CAE, diantaranya tentu adalah ilmu yang dibagikan oleh para pengajar yang sudah berpengalaman dan professional di bidangnya, namun selain itu saya juga dapat bertanya dan berdiskusi langsung dengan para pengajar, mendapatkan teman baru, berdiskusi dan bekerja sama dengan teman dalam kelompok, serta mengerjakan tugas-tugas yang relevan dengan pekerjaan saya saat ini. Materi-materi yang disampaikan sangat menarik dan tentunya sangat berguna sekali, terutama bagi keperluan profesi pekerjaan saya sebagai konselor di sekolah, walaupun saya belum meyelesaikan semua materi dan masih di pertengahan proses program. Namun saya mendapatkan bahwa desain kurikulum yang disajikan sangat menarik, up to date dan juga membahas banyak kasih-kasus terkini. Hampir semua topik berkesan buat saya, namun yang berkenaan langsung dengan kebutuhan untuk profesi pekerjaan saya adalah adalah teori perkembangan, sensory-integration dan ADHD. Sejauh ini program sudah berjalan dengan sangat baik, semua team dari CAE selalu siap dan sangat membantu kami. Terimakasih CAE dan team. Terus maju dan terus berkembang demi kemajuan pendidikan yang lebih terbuka pada inklusi dan kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Indonesia."
Mayoshi
Terapis Home Visit dan Guru Les Privat.
"Setelah ikut kelas ABA bersama CAE, saya semakin termotivasi untuk ikut kelas-kelas lain. Karena ilmu, pengalaman & informasi yang didapatkan dari Coaches betul-betul luarbiasa manfaatnya. Selain itu, saya juga semakin semangat di kelas untuk mengajar dan bertemu murid-murid 😁 . Ini baru pertama saya mendapatkan metode original ABA Loovas. Dan Alhamdulillah, dalam penerapannya di kelas selalu ada progress perkembangan pada setiap anak 🤍. Penyampaian materi dari pak Marcel sangat menarik, informatif, interaktif, seru dan tidak monoton, karena selain ilmu, beliau juga selalu bercerita mengenai pengalamannya saat belajar & mengajar. Walaupun pelatihan kelas via online, tapi semua materi cukup tersampaikan. Ditambah peserta juga mendapatkan modul materi. Bahkan pak Marcel, mempersilakan peserta pelatihan untuk berdiskusi atau mengajukan pertanyaan diluar jam pelatihan via emailnya. Team CAE juga responsif dan selalu sigap saat menjadi moderator pelatihan 🔥 Semoga nanti ada jadwal untuk pelatihan langsung yah, biar bisa bertemu dengan para coach dan team CAE 😄"
Ibu Ratna
Orangtua ABK
"Sebagai orang tua yang tidak berpengalaman dalam dunia pendidikan anak, khususnya anak asd selama pandemi saya mengalami masa masa kesukaran dan stress yang berat karena setiap kali memberi pembelajaran kepada anak, saya mesti terlibat emosi dan terkadang sampai bisa mengeluarkan kata kata frustasi kepada anak. Saya berdoa dan berusaha menghimpun informasi untuk membantu anak saya. Karena selama pandemi anak saya tidak menjalani terapi, tidak sekolah, tidak ada kegiatan diluar rumah. Setiap hari hanya nangis, rewel dari pagi sampai malam. Hal ini membuat saya sangat frustasi. Akhirnya saya mulai memberanikan diri untuk mengikuti pelatihan untuk membantu anak saya karena pandemic ini tidak tahu kapan berakhir. Akhirnya saya diperkenalkan ikut pelatihan di CAE dan saat itu saya sempet berkonsultasi dengan Pak Kevin dan Ibu Dominic mengenai kondisi anak saya dan tantangan yang sedang saya hadapi akhirnya beliau menganjurkan saya ikut kelas PKP2I. Selama mengikuti kelas ini pikiran, pengertian,pengetahuan saya sebagai orang umum itu bertamba dan semakin mengerti saya mesti bagaimana membantu anak saya. Pembelajarannya secara menyeluruh dengan di dampingin oleh pengajar yang berpengalaman serta selalu dibuka forum tanya jawab dan diberikan contoh kasus serta penanganannya. Kita diajak aktif, jadi pembelajarannya dua arah. Kita juga diberi tugas dan kerja kelompok dengan teman teman sekelas sehingga kita mendapat banyak informasi. Selain dari pengajar kita juga mendapat informasi dari rekan sekelas karena yang mengikuti kelas ini dari latar belakang yang beragam (ada guru,terapis,physikolog dan aktivis sosial). Saya benar benar terbantu banget dari yg pengetahuan nol, sekarang dengan ilmu yang saya dapat saya mulai mempunyai strategi dalam membantu anak saya dan berhasil sehingga pembelajaran tidak seperti dulu lagi. Anak juga lebih senang dan saya juga lebih mengerti kesulitan anak dimana.Terima kasih buat semua team pengajar di CAE yang telah membimbing dan memberikan pengetahuan,strategi,wawasan yang baru, khususnya untuk anak anak berkebutuhan khusus."