-
Selamat Datang di CAE Indonesia
Pelatihan & Pendidikan bagi Praktisi Pendidikan dan Kesehatan Mental Anak
-
Story Play Lv 1
SPESIALISASI
CAE Indonesia memberikan modul-modul terapan dalam menangani masalah perkembangan dan belajar anak berkebutuhan khusus
PESERTA
Peserta pelatihan di CAE Indonesia adalah guru, psikolog, orangtua, terapis, dan pemerhati pendidikan dan tumbuh kembang anak
KOMPETENSI
Lebih dari 1000 peserta pelatihan telah mendapatkan wawasan pengetahuan, metode mengajar, dan keterampilan dalam menangani pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus
MANFAAT
Para peserta pelatihan mendapatkan sertifikat sebagai kredential pendidik anak berkebutuhan khusus dan lisensi profesional sebagai terapis bermain
CAE INDONESIA
Cipta Aliansi Edukasi Indonesia (sebelumnya bernama College of Allied Educators Indonesia) adalah sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan yang memberikan kursus pelatihan kepada para pendidik – guru-guru, orang tua, dan pemerhati – untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam mendidik anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan dan anak-anak yang mengalami permasalahan belajar karena beragam kondisi.
Cipta Aliansi Edukasi (CAE) Indonesia memberikan standar dan sertifikat kompetensi kepada pendidik maupun profesional yang bekerja membantu penanganan anak berkebutuhan khusus. CAE Indonesia juga menyediakan program pelatihan yang diakui secara internasional (international certificate) untuk terapis bermain (play therapist) sebagai profesi yang bekerja membantu kesehatan mental dan emosi anak.

Masuk Member
Layanan Kami
Program Pelatihan Kompetensi Pendidik Pendidikan Inklusif (PKP2I)
Program Pelatihan Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Program Pelatihan Postgraduate Certificate in Therapeutic Play Skill
Program Pelatihan Intensif
Program Pelatihan Profesional Konseling
"Saya pribadi masih menggunakan storyplay, terutama dengan klien yang berusia 10 tahun ke atas s/d yang sejauh ini usia 16 tahun (biasanya untuk anak yang mengalami anxiety, dan yang paling parah saya pernah tangani saat ini adalah self harm, dengan menyayat tangan) Saya suka menggunakan story play karena banyak faktor, seperti cukup ringkas (hanya seperti melakukan art and craft pada anak), seperti ice breaker (terutama pada anak yang pendiam), tidak membutuhkan tanya jawab yang detail untuk mengorek informasi (dimana kalau kita konseling, biasanya kadang anak merasa was was), dan anak merasa lebih nyaman (menurut pandangan saya), serta metode dalam storyplay bervariasi, tidak perlu kaku dan kita bisa memilih jenis yang mana yang cocok untuk klien (atau ketika kita kurang mempersiapkan alat2, kita hanya butuh kertas dan pensil warna atau crayon!). Keefektifannya bagus sekali, dimana sering saya jumpai: anak menjadi lebih rileks dan calm down (terutama saat membuat mangkok masalah dari clay), lebih terbuka (dimana mereka jadi lebih mau cerita dari drawing yang mereka lakukan), dan mereka juga mau balik untuk konseling lagi (its means they like it). Sejauh ini, saya merasa sangat bersyukur mengikuti storyplay, dan berharap bs mengikuti level 2 di tahun depan (jika tidak ada halangan) "

"Saya Priskilla seorang pendidik yang bekerja di Taman Pengasuhan Anak (TPA) mom’s Care , Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdaus dan Sekolah Dasar (SD) Widya Kirana dibawah naungan Yayasan ELIM Kudus, Sangat bersyukur saya bisa mengenal Lembaga pendidikan dan pelatihan Cipta Aliansi Edikasi (CAE) Indonesia. Saat saya memutuskan untuk mengambil pelatihan tentang Early Childhood Batch saya kwatir jika saya tidak mengerti dan saya beragapan pasti hanya teori saja yang didapat karena prosesnya hanya melalui online. Tapi puji tuhan tidak sesuai apa yang saya pikirkan, saat saya mengikuti dari awal pembelajaran hingga lulus, materi pembelajarannya sangat luar biasa bagus dan keren karena tidak hanya teori yang diberikan tetapi banyak kasus-kasus yang diberikan, para pengajarnya juga sangat berpengalaman. Akhirnya basic pendidikan yang saya terima dari CAE menjadikan pondasi saya lebih kuat dalam melangkah saat menangani anak berkebutuhan khusus."

"Saya Martha Sonya Kusumadewi. Saya menempuh kuliah S1 Psikologi di Universitas Maranatha, Bandung. Karena passion saya yang terus bertumbuh untuk anak berkebutuhan khusus dan ketertarikan saya yang kuat dengan dunia pendidikan, saya kemudian menempuh pendidikan S2 di University of Queensland, Australia, major in inclusive education and special needs. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 2011, saya sempat berprofesi sebagai guru dan kemudian menjadi terapis edukasi bermodalkan gelar sertifikasi yang saya dapatkan sebagai Educational Therapist dari University Of California, Riverside. Selama berprofesi sebagai terapis bagi anak-anak berkebutuhan khusus dengan pendekatan terapi edukasi, saya banyak melihat anak-anak yang sangat terbantu perkembangannya. Namun ada satu hal dimana saya merasakan bahwa terapi edukasi tidak “tajam†untuk membantu anak dengan masalah sosial emosi. Saya pun ingin melengkapi kompetensi saya. Hal ini menjadi motivasi bagi saya untuk kemudian di tahun 2019 menempuh pendidikan Postgraduate Certificate in Therapeutic Play Skill. Dalam masa ini, ketika mempraktekkan play therapy dan menjalani clinical hours, saya sudah dapat merasakan dan melihat “the magic in play†yang kemudian berdampak sangat baik dalam membantu anak-anak. Tidak hanya itu, dampak yang positif pun dapat dirasakan dan dialami oleh orang tua. Intervensi yang tepat menggunakan play therapy untuk men-support kesehatan mental anak kemudian juga memberi dampak yang positif terhadap kemampuan anak belajar. Melanjutkan ke Postgraduate Diploma in Play Therapy di tahun 2021, lebih memperlengkapi saya untuk membantu anak-anak dengan resiko tinggi, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Banyak anak berkebutuhan khusus memiliki kendala dalam berkomunikasi dua arah. Hal ini tidak menjadi penghalang dalam proses play therapy karena “play is the child’s languageâ€. Anak-anak berkebutuahn khusus justru terfasilitasi untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri mereka apa adanya dan secara aman ketika mereka bereksplorasi di dalam play room. Proses mereka di dalam sesi-sesi play therapy (special time) kemudian mendukung beragam aspek perkembangan lain."
